Senin, 29 September 2014

Diposting oleh Unknown di 19.26


PERTEMUAN KULIAH KEDUA (RABU, 24 SEPTEMBER 2014)
MATA KULIAH PERILAKU KEORGANISASIAN


PERBEDAAN LULUSAN S1 DAN D3
Umumnya program sarjana lebih menitik beratkan pada aspek analitis dengan 40 % praktik dan 60 % Teori. Sedangkan program D3 (Diploma) lebih menitik beratkan pada skill kerja dengan 60 % Praktek dan 40 % Teori. Program diploma mempersiapkan mahasiswanya untuk siap bekerja dan menghasilkan uang dengan keterampilan yang dimiliki, memiliki kualitas kerja (teknis dan praktis) yang bagus, ditambah memiliki aspek analisis dasar yang baik, meski tidak sedalam kemampuan mahasiswa S1. Sehingga lulusan D3 lebih praktis, ekonomis dan attitude.

Lulusan Sarjana dapat dikatakan lebih diarahkan menjadi pemikir, memiliki kemampuan menganalisis masalah, dan mengambil keputusan, mampu melakukan penelitian ilmiah yang memungkinkan menemukannya inovasi baru dalam bidangnya. Lulusan S1 lebih cenderung ke arah loyalitas, image, dan kemampuan kerja dan berfikir mandiri. Dalam kemampuan analisisnya lulusan S1 dapat menentukan bagian-bagian dari suatu masalah dan menunjukkan hubungan antar-bagian tersebut, melihat penyebab-penyebab dari suatu peristiwa atau memberi argumen-argumen yang menyokong suatu pernyataan. Kemudian memiliki ketrampilan konseptual yang merupakan keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi yang berkolaborasi dengan informasi yang ada dengan semua yang ada di dalam diri kita.
Dibandingkan dengan lulusan D3, lulusan S1 dapat menyelesaikan masalah sehingga menghasilkan suatu keputusan. Mengambil keputusan kadang-kadang mudah tetapi lebih sering sulit sekali. Kemudahan atau kesulitan mengambil keputusan tergantung pada banyaknya alternatif yang tersedia. Semakin banyak alternatif yang tersedia, kita akan semakin sulit dalam mengambil keputusan. Keputusan yang diambil memiliki tingkat yang berbeda-beda. Ada keputusan yang tidak terlalu berpengaruh terhadap organisasi, tetapi ada keputusan yang dapat menentukan kelangsungan hidup organisasi. Oleh karena itu, hendaknya mengambil keputusan dengan hati-hati dan bijaksana. Pengambilan keputusan merupakan menentukan suatu jalan keluar dengan berkomunikasi secara bersama - sama. Keputusan terdiri dari :
a. Keputusan Strategis merupakan keputusan yang dibuat oleh manajemen puncak dari suatu organisasi.
b.  Keputusan Taktis merupakan keputusan yang diambil oleh manajement menengah.
c.  Keputusan Operasional merupakan keputusan yang dibuat oleh manajemen bawah.
Menurut Herbert A. Simon, Proses pengambilan keputusan pada hakekatnya terdiri atas tiga langkah utama, yaitu:
a. Kegiatan Intelijen Menyangkut pencarian berbagai kondisi lingkungan yang diperlukan bagi keputusan.
b. Kegiatan Desain Tahap ini menyangkut pembuatan pengembangan dan penganalisaan berbagai rangkaian kegiatan yang mungkin dilakukan.
c. Kegiatan Pemilihan Pemilihan serangkaian kegiatan tertentu dari alternative yang tersedia.
Oleh karena itu sangat keliru apabila seseorang menempuh pendidikan perguruan tinggi hanya karena ijasah. Karena sebenarnya perilaku dan kompetensi untuk dapat mencapai pengambilan keputusanlah yang harus diperoleh. Sehingga dapat disimpulkan bahwa lulusan D3 dibentuk untuk menjadi pegawai dan lulusan S1 untuk menjadi manajer yang profesional.

ORGANISASI

Menurut Barnard dalam bukunya “The Executive Functions” mengemukakan bahwa : “ Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih” (I define organization as a system of cooperatives of two more persons)
James D. Mooney mengatakan bahwa : “Organization is the form of every human association for the attainment of common purpose” (Organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan bersama) 
Menurut Dimock, organisasi adalah : “Organization is the systematic bringing together of interdependent part to form a unified whole through which authority, coordination and control may be exercised to achive a given purpose” (organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada bagian-bagian yang saling ketergantungan/berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan). 
Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro mengatakan “organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
Didalam pembentukan organisasi diperlukan unsur-unsur :
a.  People
Orang-orang yang melakukan kerjasama dalam rangka mencapai tujuan bersama, dengan mendayagunakan sumber daya yang dimiliki. Didalam suatu organisasi perusahaan terdapat proses penciptaan struktur organisasi yang didalamnya terdapat peranan sekumpulan orang. Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian baik secara posisi maupun tugas yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi terdiri dari Dewan Direksi, Direktur Utama, Direktur Bagian, Manager dan divisi yang saling berhubungan satu sama lain.
b.  Visi dan misi
Menurut Wibisono visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Visi dapat dikatakan sebagai pernyataan want to be dari organisasi atau perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sangat krusial bagi perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang. Dalam visi suatu organisasi terdapat juga nilai-nilai, aspirasi serta kebutuhan organisasi di masa depan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang diperoleh serta aspirasi dan cita-cita masa depan.
Sedangkan misi merupakan alasan mendasar eksistensi suatu organisasi. Pernyataan misi organisasi, terutama di tingkat unit bisnis menentukan batas dan maksud aktivitas bisnis perusahaan. Jadi perumusan misi merupakan realisasi yang akan menjadikan suatu organisasi mampu menghasilkan produk dan jasa berkualitas yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggannya. Menurut Wheelen Misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa.
c.   Sistem IT
Didalam suatu organisasi diperlukan tenaga kerja IT untuk sistem informasi pada suatu organisasi agar memenuhi kebutuhan akan informasi yang berhubungan dengan bagian-bagian tertentu dari organisasi. Sistem informasi organisasi diterapkan pada area-area bisnis perusahaan-keuangan, sumber daya manusia, layanan informasi, manufaktur, dan pemasaran guna membantu para manjer dalam mengambil keputusan dan memecahkan masalah.
d.  Culture
Kultur organisasi merupakan sebuah sistem makna bersama yang di anut oleh para anggota untuk membedakan suatu organisasi dari organisasi lainnya. Kultur organisasi mewakili sebuah persepsi yang sama dari para anggota organisasi oleh karena itu bahwa individu – individu yang  berbeda atau berada pada tingkatan yang sama dalam organisasi akan memahami kultur organisasi dengan pengertian yang serupa. Fungsi kultur yaitu untuk menciptakan perbedaan antara suatu organisasi dengan organisasi lainnya, identitas anggota organisasi, melahirkan komitmen bersama.
e.  Komunikasi
Komunikasi berasal dari kata Latin Communicare yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Onong Cahyana Effendi komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media). Organisasi tidak mungkin berada tanpa komunikasi. Apabila tidak ada komunikasi, para pegawai tidak dapat mengetahui apa yang dilakukan rekan sekerjanya, pimpinan tidak dapat menerima masukan informasi, dan para penyedia tidak dapat memberikan instruksi, koordinasi kerja tidak mungkin dilakukan, dan organisasi akan runtuh karena ketiadaan komunikasi. Oleh karena itu, komunikasi dalam organisasi memiliki peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi. Komunikasi organisasi menurut akan runtuh karena ketiadaan adanya komunikasi. Oleh karena itu, komunikasi dalam organisasi memiliki peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi. Komunikasi yang baik, suatu organisasi akan berjalan dengan sehat karena adanya penyampaian yang tepat antara atasan dan bawahan. Komunikasi harus dapat dijaga agar tidak terjadi miss communication antara anggota suatu organisasi.

PROSES PERUBAHAN ORGANISASI

        Proses terjadinya suatu perubahan di dalam organisasi meliputi enam tahap, hal ini diungkapkan oleh L.C. Megginson, Donald C.M. dan Paul. Adapun tahap-tahap tersebuat adalah sebagai berikut:
a.  Tekanan dan Desakan.
Pada tahap ini manajemen tingkat atas mulai merasakan adanya masalah, tekanan, desakan dan kebutuhan akan suatu perubahan. Hal ini ditandai dengan adanya penurunan produktivitas, volume penjualan dan laba, perputaran tenaga kerja tinggi dan kalahnya persaingan produk dipasaran, dan sebagainya.
b.  Intervensi dan Reorientasi.
Setelah merasakan adanya tekanan dan desakan, para manajer mulai mencoba berusaha menyelesaikannya dengan mencari dan menentukan serta merumuskan permasalahan, untuk itu mereka biasanya menyewa seseorang atau beberapa konsultan atau bisa juga pihak internal (karyawan perusahaan) sebagai pengantar perubahan. 
c.   Diagnosa dan Pengenalan Masalah.
Pada tahap ini pengantar perubahan mulai mengumpulkan berbagai informasi (data), kemudian menganalisanya. Masalah yang paling penting dikenali dan diperhatikan untuk dipecahkan.
d.  Penemuan dan Komitmen penyelesaian
Pada tahap ke empat ini, pengantar perubahan dan merangsang pemikiran, kretivitas serta mulai meninggalkan “metode-metode kerja lama”, menggantinya dengan mtode-metode baru yang lebih afektif. Begitu juga untuk penyesuaian dibuatlah rencana program-program latihan, keterampilan, peningkatan wawasan.
e.  Percobaan dan Pencarian Hasil.
Setelah alternatif terbaik untuk penyelesaian ditemukan dan dikembangkan, selanjutnya diadakan percobaan penerapannya untuk diketahui hasilnya.
f.   Penguatan dan Penerimaan.
Pada tahap ini, setelah penerapan program-program kegiatan dalam rangka penyesuaian dengan perubahan ataupun pengembangannya telah berhasil dan sesuai dengan keinginan, maka kegiatan untuk perubahan tersebut diusahakan harus diterima oleh para karyawan dan menjadi penguat yang dapat mengikat semua karyawan pada perubahan. 

 RISK MANAGEMENT
Manajemen Resiko adalah sebuah cara yang sistematis dalam memandang sebuah resiko dan menentukan dengan tepat penanganan resiko tersebut. Sebuah sarana untuk mengidentifikasi sumber dari resiko dan ketidakpastian, dan memperkirakan dampak yang ditimbulkan dan mengembangkan respon yang harus dilakukan untuk menanggapi resiko. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.
Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, manusia, teknologi, dan politik. Risk Management dapat dihindari dengan melakukan mengembangkan “TASK” yaitu :
I.     TALENT
Talent merupakan kemampuan atau bakat asal yang dimiliki oleh seseorang. Talent tidak dapat ditranfer dari seseorang ke orang lain, tetapi talent dapat terus dilakukan pengembangan.
II.    ATTITUDE
Attitude merupakan acuan pertimbangan dalam merekrut pegawai. Attitude memiliki kecenderungan terhadap sikap, sehingga dengan attitude yang dimiliki sangat mempengaruhi seseorang dalam melaksanakan kegiatannya. Attitude yang positif memiliki kekuatan radiasi seperti medan magnet yang mampu mempengaruhi lingkungan sekitar untuk berubah. Attitude dapat dibentuk dari proses pembinaan secara terus-menerus. Pembinaan akan lebih efektif jika dilakukan melalui proses penanaman nilai-nilai diri. Proses ini merupakan fase pertumbuhan dan akulturasi yang dapat dilakukan secara terencana. Dapat disimpulkan bahwa attitude dipengaruhi oleh pola asuh.
III.  SKILL
Skills dapat diartikan sebagai ketrampilan atau cara untuk melakukan sesuatu. Landasan skill yaitu pengalaman dan pembelajaran secara praktek. Skill memiliki karakter yang dapat ditransfer dari individu ke individu lainnya melalui proses pembelajaran secara bertahap. Cara paling efektif mentransfer skill yaitu dengan mengikut sertakan pembelajar dalam melakukan dan mempraktekan tahapan pekerjaan ke konteks pelatihan dan pengulangan. Praktek dan pengulangan merupakan dua kunci utama bagi seseorang untuk mengakuisasi skill. Dapat disimpulkan bahwa skill berdasarkan dari hasil suatu pembelajaran.
IV.   KNOWLEDGE
Knowledge dapat diartikan sebagai pengetahuan yang kita peroleh karena masuknya informasi ke dalam otak yang kemudian disimpan sebagai memori. Knowledge memiliki dua jenis yaitu :
a.   Pengetahuan fakta
    Berupa informasi yang diterima sebagai kenyataan dan pengetahuan yang merupakan pemahaman yang diperoleh dari pengalaman pribadi.
b.  Pengetahuan eksperiensial
Berupa pemahaman yang diperoleh dari pengalaman pribadi. Pengetahuan eksperiensial lebih sulit diajarkan karena berasal dari pengalaman dan praktek. Pengetahuan akan menjadi kekuatan manakala diubah menjadi tindakan yang membuahkan suatu hasil.

0 komentar:

Posting Komentar

 

FENA ROSITA PUTERI Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos