PERTEMUAN
KULIAH KEDUA (RABU, 24 SEPTEMBER 2014)
MATA
KULIAH PERILAKU KEORGANISASIAN
PERBEDAAN LULUSAN S1 DAN
D3
Umumnya program sarjana lebih menitik beratkan pada
aspek analitis dengan 40 % praktik dan 60 % Teori. Sedangkan program D3
(Diploma) lebih menitik beratkan pada skill kerja dengan 60 % Praktek dan 40 %
Teori. Program diploma mempersiapkan mahasiswanya untuk siap bekerja dan
menghasilkan uang dengan keterampilan yang dimiliki, memiliki kualitas kerja
(teknis dan praktis) yang bagus, ditambah memiliki aspek analisis dasar yang
baik, meski tidak sedalam kemampuan mahasiswa S1. Sehingga lulusan D3 lebih praktis,
ekonomis dan attitude.
Lulusan
Sarjana dapat dikatakan lebih diarahkan menjadi pemikir, memiliki kemampuan
menganalisis masalah, dan mengambil keputusan, mampu melakukan penelitian
ilmiah yang memungkinkan menemukannya inovasi baru dalam bidangnya. Lulusan S1 lebih
cenderung ke arah loyalitas, image, dan
kemampuan kerja dan berfikir mandiri. Dalam kemampuan analisisnya lulusan S1 dapat
menentukan bagian-bagian dari suatu masalah dan menunjukkan hubungan antar-bagian
tersebut, melihat penyebab-penyebab dari suatu peristiwa atau memberi
argumen-argumen yang menyokong suatu pernyataan. Kemudian memiliki ketrampilan konseptual
yang merupakan keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan
gagasan demi kemajuan organisasi
yang berkolaborasi dengan informasi yang ada dengan semua yang ada di dalam
diri kita.
Dibandingkan
dengan lulusan D3, lulusan S1 dapat menyelesaikan masalah sehingga menghasilkan
suatu keputusan.
Mengambil keputusan kadang-kadang mudah tetapi lebih sering sulit sekali.
Kemudahan atau kesulitan mengambil keputusan tergantung pada banyaknya
alternatif yang tersedia. Semakin banyak alternatif yang tersedia, kita akan
semakin sulit dalam mengambil keputusan. Keputusan yang diambil memiliki tingkat
yang berbeda-beda. Ada keputusan yang tidak terlalu berpengaruh terhadap
organisasi, tetapi ada keputusan yang dapat menentukan kelangsungan hidup
organisasi. Oleh karena itu, hendaknya mengambil keputusan dengan hati-hati dan
bijaksana. Pengambilan keputusan merupakan menentukan
suatu jalan keluar dengan berkomunikasi secara bersama - sama. Keputusan
terdiri dari :
a. Keputusan Strategis merupakan keputusan
yang dibuat oleh manajemen puncak dari suatu organisasi.
b. Keputusan Taktis merupakan keputusan
yang diambil oleh manajement menengah.
c. Keputusan Operasional
merupakan keputusan yang dibuat oleh manajemen bawah.
Menurut Herbert A. Simon, Proses pengambilan
keputusan pada hakekatnya terdiri atas tiga langkah utama, yaitu:
a. Kegiatan Intelijen Menyangkut pencarian berbagai kondisi lingkungan yang
diperlukan bagi keputusan.
b. Kegiatan Desain Tahap ini menyangkut pembuatan pengembangan dan penganalisaan
berbagai rangkaian kegiatan yang mungkin dilakukan.
c. Kegiatan Pemilihan Pemilihan serangkaian
kegiatan tertentu dari alternative yang tersedia.
Oleh
karena itu sangat keliru apabila seseorang menempuh pendidikan perguruan tinggi
hanya karena ijasah. Karena sebenarnya perilaku dan kompetensi untuk dapat
mencapai pengambilan keputusanlah yang harus diperoleh. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa lulusan D3 dibentuk untuk menjadi pegawai dan lulusan S1
untuk menjadi manajer yang profesional.
ORGANISASI
Menurut Barnard dalam bukunya “The Executive Functions”
mengemukakan bahwa : “ Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau
lebih” (I define organization as a system of cooperatives of two more persons)
James D. Mooney mengatakan bahwa : “Organization is the form
of every human association for the attainment of common purpose” (Organisasi
adalah setiap bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan bersama)
Menurut Dimock,
organisasi adalah : “Organization is the systematic bringing together of
interdependent part to form a unified whole through which authority,
coordination and control may be exercised to achive a given purpose”
(organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada bagian-bagian yang
saling ketergantungan/berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat
melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang
telah ditentukan).
Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro mengatakan “organisasi
adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara
sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk
bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
Didalam pembentukan organisasi
diperlukan unsur-unsur :
a. People
Orang-orang yang melakukan kerjasama dalam rangka mencapai tujuan
bersama, dengan mendayagunakan sumber daya yang dimiliki. Didalam suatu organisasi perusahaan
terdapat proses penciptaan struktur organisasi yang didalamnya terdapat peranan
sekumpulan orang. Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara
tiap bagian baik secara posisi maupun tugas yang ada pada perusahaaan dalam
menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi
terdiri dari Dewan Direksi, Direktur Utama, Direktur Bagian, Manager dan divisi
yang saling berhubungan satu sama lain.
b. Visi
dan misi
Menurut Wibisono visi merupakan rangkaian kalimat yang
menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin
dicapai di masa depan. Visi dapat dikatakan sebagai pernyataan want to be dari
organisasi atau perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sangat krusial bagi
perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang. Dalam visi
suatu organisasi terdapat juga nilai-nilai, aspirasi serta kebutuhan organisasi
di masa depan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa visi adalah pernyataan tentang
tujuan organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang
ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang
dilayani, nilai-nilai yang diperoleh serta aspirasi dan cita-cita masa depan.
Sedangkan misi merupakan alasan
mendasar eksistensi suatu organisasi. Pernyataan misi organisasi, terutama di
tingkat unit bisnis menentukan batas dan maksud aktivitas bisnis perusahaan.
Jadi perumusan misi merupakan realisasi yang akan menjadikan suatu organisasi
mampu menghasilkan produk dan jasa berkualitas yang memenuhi kebutuhan,
keinginan dan harapan pelanggannya. Menurut Wheelen Misi merupakan rangkaian
kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi yang memuat
apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat, baik berupa produk
ataupun jasa.
c. Sistem
IT
Didalam
suatu organisasi diperlukan tenaga kerja IT untuk sistem informasi pada
suatu organisasi agar memenuhi kebutuhan akan informasi yang berhubungan dengan
bagian-bagian tertentu dari organisasi. Sistem informasi organisasi diterapkan
pada area-area bisnis perusahaan-keuangan, sumber daya manusia, layanan informasi,
manufaktur, dan pemasaran guna membantu para manjer dalam mengambil keputusan
dan memecahkan masalah.
d. Culture
Kultur
organisasi merupakan sebuah sistem makna bersama yang di anut oleh para anggota
untuk membedakan suatu organisasi dari organisasi lainnya. Kultur organisasi
mewakili sebuah persepsi yang sama dari para anggota organisasi oleh karena itu
bahwa individu – individu yang berbeda atau berada pada tingkatan yang
sama dalam organisasi akan memahami kultur organisasi dengan pengertian yang
serupa. Fungsi kultur yaitu untuk menciptakan perbedaan antara suatu organisasi
dengan organisasi lainnya, identitas anggota organisasi, melahirkan komitmen
bersama.
e. Komunikasi
Komunikasi
berasal dari kata Latin Communicare yang berarti sama atau menjadikan
milik bersama. Onong Cahyana Effendi komunikasi adalah proses penyampaian pesan
oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat,
atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui
media). Organisasi
tidak mungkin berada tanpa komunikasi. Apabila tidak ada komunikasi, para
pegawai tidak dapat mengetahui apa yang dilakukan rekan sekerjanya, pimpinan
tidak dapat menerima masukan informasi, dan para penyedia tidak dapat
memberikan instruksi, koordinasi kerja tidak mungkin dilakukan, dan organisasi
akan runtuh karena ketiadaan komunikasi. Oleh karena itu, komunikasi dalam
organisasi memiliki peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan
organisasi. Komunikasi organisasi menurut akan runtuh karena ketiadaan adanya komunikasi.
Oleh karena itu, komunikasi dalam organisasi memiliki peranan yang sangat
penting dalam mencapai tujuan organisasi. Komunikasi yang baik, suatu
organisasi akan berjalan dengan sehat karena adanya penyampaian yang tepat
antara atasan dan bawahan. Komunikasi harus dapat dijaga agar tidak terjadi
miss communication antara anggota suatu organisasi.
PROSES PERUBAHAN
ORGANISASI
Proses terjadinya suatu perubahan di dalam organisasi
meliputi enam tahap, hal ini diungkapkan oleh L.C. Megginson, Donald C.M. dan
Paul. Adapun tahap-tahap tersebuat adalah sebagai berikut:
a. Tekanan dan Desakan.
Pada tahap ini manajemen tingkat atas mulai merasakan
adanya masalah, tekanan, desakan dan kebutuhan akan suatu perubahan. Hal ini
ditandai dengan adanya penurunan produktivitas, volume penjualan dan laba,
perputaran tenaga kerja tinggi dan kalahnya persaingan produk dipasaran, dan
sebagainya.
b. Intervensi dan Reorientasi.
Setelah merasakan adanya tekanan dan desakan, para
manajer mulai mencoba berusaha menyelesaikannya dengan mencari dan menentukan
serta merumuskan permasalahan, untuk itu mereka biasanya menyewa seseorang atau
beberapa konsultan atau bisa juga pihak internal (karyawan perusahaan) sebagai
pengantar perubahan.
c. Diagnosa dan Pengenalan Masalah.
Pada tahap ini pengantar perubahan mulai mengumpulkan
berbagai informasi (data), kemudian menganalisanya. Masalah yang paling penting
dikenali dan diperhatikan untuk dipecahkan.
d. Penemuan dan Komitmen penyelesaian
Pada tahap ke empat ini, pengantar perubahan dan
merangsang pemikiran, kretivitas serta mulai meninggalkan “metode-metode kerja
lama”, menggantinya dengan mtode-metode baru yang lebih afektif. Begitu juga
untuk penyesuaian dibuatlah rencana program-program latihan, keterampilan,
peningkatan wawasan.
e. Percobaan dan Pencarian Hasil.
Setelah alternatif terbaik untuk penyelesaian ditemukan
dan dikembangkan, selanjutnya diadakan percobaan penerapannya untuk diketahui
hasilnya.
f. Penguatan dan Penerimaan.
Pada tahap ini, setelah penerapan program-program
kegiatan dalam rangka penyesuaian dengan perubahan ataupun pengembangannya
telah berhasil dan sesuai dengan keinginan, maka kegiatan untuk perubahan
tersebut diusahakan harus diterima oleh para karyawan dan menjadi penguat yang
dapat mengikat semua karyawan pada perubahan.
RISK
MANAGEMENT
Manajemen Resiko adalah sebuah cara
yang sistematis dalam memandang sebuah resiko dan menentukan dengan tepat
penanganan resiko tersebut. Sebuah sarana untuk mengidentifikasi sumber dari
resiko dan ketidakpastian, dan memperkirakan dampak yang ditimbulkan dan
mengembangkan respon yang harus dilakukan untuk menanggapi resiko. Strategi
yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain,
menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau
semua konsekuensi risiko tertentu.
Sasaran dari pelaksanaan manajemen
risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan
bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal
ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, manusia,
teknologi, dan politik. Risk
Management dapat dihindari dengan melakukan mengembangkan “TASK” yaitu :
I. TALENT
Talent
merupakan kemampuan atau bakat asal yang dimiliki oleh seseorang. Talent tidak
dapat ditranfer dari seseorang ke orang lain, tetapi talent dapat terus
dilakukan pengembangan.
II.
ATTITUDE
Attitude
merupakan acuan pertimbangan dalam merekrut pegawai. Attitude memiliki
kecenderungan terhadap sikap, sehingga dengan attitude yang dimiliki sangat
mempengaruhi seseorang dalam melaksanakan kegiatannya. Attitude yang positif
memiliki kekuatan radiasi seperti medan magnet yang mampu mempengaruhi
lingkungan sekitar untuk berubah. Attitude dapat dibentuk dari proses pembinaan
secara terus-menerus. Pembinaan akan lebih efektif jika dilakukan melalui
proses penanaman nilai-nilai diri. Proses ini merupakan fase pertumbuhan dan
akulturasi yang dapat dilakukan secara terencana. Dapat disimpulkan bahwa
attitude dipengaruhi oleh pola asuh.
III. SKILL
Skills
dapat diartikan sebagai ketrampilan atau cara untuk melakukan sesuatu. Landasan
skill yaitu pengalaman dan pembelajaran secara praktek. Skill memiliki karakter
yang dapat ditransfer dari individu ke individu lainnya melalui proses pembelajaran
secara bertahap. Cara paling efektif mentransfer skill yaitu dengan mengikut
sertakan pembelajar dalam melakukan dan mempraktekan tahapan pekerjaan ke
konteks pelatihan dan pengulangan. Praktek dan pengulangan merupakan dua kunci
utama bagi seseorang untuk mengakuisasi skill. Dapat disimpulkan bahwa skill
berdasarkan dari hasil suatu pembelajaran.
IV.
KNOWLEDGE
Knowledge
dapat diartikan sebagai pengetahuan yang kita peroleh karena masuknya informasi
ke dalam otak yang kemudian disimpan sebagai memori. Knowledge memiliki dua
jenis yaitu :
a.
Pengetahuan
fakta
Berupa informasi yang diterima sebagai kenyataan dan pengetahuan yang merupakan pemahaman yang diperoleh dari pengalaman pribadi.
Berupa informasi yang diterima sebagai kenyataan dan pengetahuan yang merupakan pemahaman yang diperoleh dari pengalaman pribadi.
b. Pengetahuan eksperiensial
Berupa pemahaman yang diperoleh dari
pengalaman pribadi. Pengetahuan eksperiensial lebih sulit diajarkan karena
berasal dari pengalaman dan praktek. Pengetahuan akan menjadi kekuatan manakala
diubah menjadi tindakan yang membuahkan suatu hasil.